LAPORAN PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI II
IDENTIFIKASI BAKTERI ENTEROBACTER SP. PADA SAMPEL FAESSES BEBEK
NAMA : NURSAWATI
NIM : 14 3145 453 126
KELOMPOK
: VI (ENAM)
KELAS : ANAKES C
PRODI D III ANALISIS KESEHATAN
STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG TEORI
Bebek merupakan salah satu ternak unggas yang
memiliki potensi yang luar biasa untuk memenuhi kebutuhan sumber protein pada
makanan manusia. Produk yang dihasilkan dari beternak bebek adalah daging dan
telur. Pada saat ini, banyak makanan olahan yang berasal dari bebek. Permintaan
pasar terhadap daging dan telur bebek sangat tinggi dari tahun ke tahun. Bahkan
pada tanggal 26 Februari 2007 lalu, pemerintah melalui Departemen Pertanian
mengizinkan importasi 450 ton daging bebek beku asal Malaysia. Terlepas dari
pro dan kontra terhadap rencana pemerintah tersebut, yang perlu kita ambil
hikmahnya adalah beternak bebek merupakan peluang bisnis yang sangat menguntung
dan prospektif, karena belum terpenuhinya kebutuhan produk bebek di pasaran
oleh para peternak. (Anonim, 2014)
Salah satu tantangan atau kendala bagi para
peternak Bebek adalah mengatasi serangan penyakit pada bebek. Dalam beternak,
bila terjadi penyakit yang menimbulkan kematian sampai melebihi dari yang
seharusnya, ini menandakan ada kesalahan dalam tata laksana atau ada
keteledoran peternak, karena penyakit yang menimbulkan kematian yang tinggi
itu, tidak akan muncul bila peternakan dikelola dengan baik dan memeuhi syarat.
Penyakit yang biasanya menyerang pada bebek, biasanya disebabkan oleh beberapa
penyebab, yaitu :
1) Virus;
2) Bakteri;
3) Kekurangan unsur gizi; dan
4) penyakit karena parasit, cacing, protozoa dan kutu.
Peternak yang baik adalah berupaya melakukan
pencegahan dini terhadap serangan penyakit sehingga tidak menimbulkan kematian
pada bebek dan kerugian besar biaya produksi dapat dihindari. (Anonim, 2014)
Ada 3 hal yang berperan dalam pencegahan
penyakit dan dalam kesuksesan seorang peternak bebek, yaitu :
1. Bibit yang dibeli dan dipelihara. Pilihlah
bibit yang sesuai untuk maksud pemeliharaan. Bila hendak memelihara bebek
bertelur, berarti sasarannya adalah mengumpulkan telur. Pilih bibit yang
terkenal daya tahan dan produksi telurnya.
2. Tata laksana. Hal ini nampaknya rutin dan
remeh, tetapi paling berpengaruh terhadap datang atau tidaknya penyakit. Tata
laksana, meliputi pembersihan kandang dan peralatannya secara rutin,
penyemprotan disinfektan pada kandang, pembuatan kandang yang sesuai dengan
kondisi bebek, dan lain sebagainya.
3. Makanan dan pemberian makanan. Makanan atau
pakan sangat mempengaruhi daya tahan bebek terhadap penyakit dan juga
produksinya, baik telur maupun daging.
Secara garis besar penyakit bebek dikelompokkan
dalam dua hal yaitu:
1. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
seperti virus, bakteri dan protozoa
2. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat
makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Enterobacter juga termasuk dalam bakteri
perusak pada telur bebek. Caranya adalah dengan membusukkan protein yang ada
dalam telur bebek itu sendiri. Dan jika telur bebek tersebut dikonsumsi oleh
manusia, enterotoksin yang ada pada bakteri akan menyebabkan gejala seperti
muntah, diare, keracunan, suhu tubuh tidak stabil, kejang, pucat, kekuningan,
gelisah/rewel, selera makan hilang dan pingsan. Pada beberapa kasus, penderita
yang tidak mengalami satupun gejala seperti yang disebutkan tersebut akan
mendapat syok septik yang dapat mengakibatkan pada kematian. (Anonim, 2013)
Enterobacter sp. dapat menginfeksi manusia melalui
air dan makanan, serta lalat yang hingga pada makanan yang tercemar. Akibat
yang ditimbulkan adalah peradangan pada saluran pencenaan sampai rusaknya
dinding usus. Enterobacter sp. tertelan
bersama makanan dan minuman yang terkontaminasi kemudian bersarang di jaringan
limfoid pada dinding usus sebagian ada yang ikut keluar bersama feses. Aliran
limfa membawa organisme ini ke dalam duktustorak kemudian ke dalam darah. Dari
darah bakteri ini masuk ke ginjal dan melewati glomerulus, selanjutnya terbawa
bersama urin. Masuknya bakteri Enterobacter
sp. kedalam tubuh dan dikeluarkan melalui feses. Indikasi sebelum
pemeriksaan Enterobacter sp. Pada
sampel feses bebek dilakukan adalah dilihat dari gejala penyakit yang timbul,
yaitu: adanya diare dan konstipasi, adanya icterus, adanya gangguan pencernaan,
adanya lendir dalam tinja, kecurigaan penyakit gastrointestinal, dan adanya
darah dalam tinja (Entjang Indan, dr. 2001).
Feses
merupakan salah satu media sumber penyebaran bakteri intestinal yang dapat menyebabkan penyakit. Enterobacter
sp tumbuh dan berkembang pada saluran intestinal mamalia dan dapat keluar
bersama-sama dengan bakteri lain melalui feses dan menyebar melalui vehikel
lainnya. (Arif Mansyur. 2007)
B.
TUJUAN PRAKTIKUM
Ø Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Enterobacter
Sp. pada sampel faesses bebek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enterobacteriaceae termasuk dalam famili bakteri,
sebagian besar lebih dikenal bersifat patogen, seperti Salmonella dan Eschericia
coli. Ilmu genetika menempatkan Enterobacteriaceae di
antara Proteobacteria , dan mereka memberikan perintah mereka sendiri
(Enterobacteriales), meskipun hal ini kadang-kadang diambil untuk memasukkan
beberapa sampel lingkungan terkait. Enterobacteriaceae adalah kuman yang
hidup diusus besar manusia dan hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada
komposisi material. Sebagian kuman enterik ini tidak menimbulkan penyakit pada
host (tuan rumah) bila kuman tetap berada di dalarn usus besar, tetapi pada
keadaan-keadaan dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan
memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu menimbulkan
penyakit pada tiap jaringan tubuh manusia. Organisme-organisme di dalam famili
ini pada kenyataannya mempunyai peranan penting di dalam infeksi nosokomial
misalnya sebagai penyebab infeksi saluran kemih, infeksi pada luka, dan infeksi
lainnya.(Anonim, 2013)
Anggota Enterobacteriaceae
yang bentuk batang, dan biasanya memiliki panjang 1-5 pM. Seperti
Proteobacteria lain mereka bersifat Gram negatif, anaerob fakultatif , dapat
memfermentasi gula untuk menghasilkan asam laktat dan berbagai produk akhir
lainnya. Kebanyakan juga dapat mengubah nitrat menjadi nitrit, walaupun ada
pengecualian (misalnya Phoptorhadus ). Apabila Enterobacteriaceae diuji dengan tes katalase maka hasilnya positif,
hal tersebut menunjukkan bahwa Enterobacteriaceae
mengandung enzim katalase. Namum apabila diuji dengan tes oksidase, maka
hasilnya negatif. Kebanyakan memiliki banyak flagel digunakan untuk bergerak,
tetapi ada juga beberapa kelompok yang non-motil. Enterobacteriaceae merupakan bakteri non-spora dan membentuk reaksi
katalase bervariasi antara Enterobacteriaceae.
Sebagian besar strainnya memiliki fimbria adhesif. Dalam pertumbuhannya, Enterobacteriaceae kurang atau sedikit memerlukan NaCl. (Annonim, 2014)
Anterobacter sp merupakan bakteri gram
negatif yang berbentuk basil, dengan ukuran 0,6 – 1,0 µm x 1,2 – 3,0 µm, motil,
tidak membentuk spora,berkapsul,dan memiliki flagel.. Bakteri ini sering
ditemukan bersama E. Coli hidup bebas
di alam seperti di air, tanah dan juga di saluran pencernaan manusia dan hewan.
(Anonim, 2014)
Banyak anggota famili ini adalah bagian normal dari
flora usus ditemukan dalam usus manusia dan hewan lainnya, sementara
yang lain ditemukan dalam air atau tanah, atauparasit pada berbagai
hewan dan tumbuhan yang berbeda. Eschericia coli, lebih dikenal
sebagai E.coli, adalah salah satu model organisme yang paling
penting , serta genetika dan biokimia telah banyak dipelajari.(Anonim,
2014)
Kebanyakan
anggota Enterobacteriaceae memiliki fimbriae peritrik Tipe I berkaitan dalam
adhesi sel bakteri untuk host mereka. Sering dijumpai pada permukaan eksternal
atau internal dari tubuh sebagai infeksi opurtunistik terutama sesudah prosedur
invasif seperti pembedahan dan kateterisasi.
( Entjang Indan,
dr. 2001).Klasifikasi dari Anterobacter sp bedasarkan pembagian yang dilakukan
oleh Bergey,
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family :
Enterobacteriaceae
Genus :
Aerobacter
Spesies :
Aerobacter aerogenes.
Srigandono
(1997).
Anterobacter
sp sering ditemukan bersama E. Coli
pada lingkungan yang sama (tanah & air), selain dapat hidup sebagai saprobe
di saluran pencernaan hewan dan manusia.
Aenterobacter sp adalah salah
satu jenis bakteri coliform, yang merupakan kelompok bakteri yang digunakan
sebagai indikator kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap makanan dan
minuman. (Arif Mansyur. 2007)
BAB III
METODE KERJA
A.
WAKTU PRAKTIKUM
Pada praktikum
isolasi dan identifikasi bakteri Enterobacter
Sp. Pada bahan makanan dan minuman dari awal praktikum mulai dari pembuatan
medium, isolasi, pengecatan gram, dan uji biokimia dilakukan pada tanggal 1
Desember 2015 di laboratorium mikrobiologi STIKes Mega Rezky Makassar.
B.
ALAT DAN
BAHAN
1.
Alat :
a.
Spiritus
b.
Pipet tetes
c.
Mikroskop
d.
Tabung
reaksi
e.
Erlemeyer
f.
Autoclave
g.
Neraca Analbebek
h.
Gegep
i.
Pipet skala
j.
Hot plate
k.
Inkubator
l.
Corong
m.
Objek gelas
n.
Korek api
o.
Ose bulat
dan ose jarum
p.
Gelas ukur
q.
Plate/petridisk
r.
Rak tabung
s.
Sendok
Tanduk
t.
Botol
Semprot
u.
Batang
pengaduk
2.
Bahan :
a.
Sampel (feses
bebek)
b.
Media BHIB (Brain
Heart Infusion Broth)
c.
Media Mac
Conkey
d.
Media SIM (Sulfur Indol Motility)
e.
Media MR (Methyln Red)
f.
Media VP (Voges Proskauer)
g.
Media Urea
h.
Media Citrate
i.
Reagen kovacs
j.
Larutan KOH
k.
Air Fuchsin
l.
Aquades
m.
Oil emersi
n.
Lugol
o.
Larutan hydrogen peroksida
p.
Kgv
(kristal gentilen violet)
q.
Reagen Methil
Red
r.
Reagen α-naftol
s.
Alcohol 96%
t.
Larutan oksidase
C.
CARA KERJA
1. Isolasi sampel
a. Isolasi sampel pada
Media BHIB
1) Disiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan
2) Ditampung sampel feses bebek pada tempat sampel
3) diambil sampel feses bebek menggunakan kapas lidi
4) Dimasukkan kedalam
media BHIB
5) Diinkubasi selama 1 x 24 jam suhu 37oC
b. Isolasi sampel pada
media MAC
1) Disiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan
2) Diambil sampel feses bebek yang telah diisolasi pada media BHIB menggunakan ose lurus
3) Ditanam pada media MAC
dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC.
2. Pewarnaan Gram
a. Dibuat preparat dengan mensuspensikan
koloni dengan aquades steril
b. Kemudian difiksasi diatas api Bunsen
c. Ditambahkan 1-2 tetes Kristal violet,
lalu diamkan selama 3 menit
d. Setelah kering, kemudian dicuci air
mengalir
e. Ditambahkan 1-2 tetes lugol, lalu
didiamkan selama 2 menit
f. Dicuci air mengalir
g. Dekolorisasi dengan alcohol 96% selama
2 menit
h. Dicuci air mengalir
i.
Ditambahkan
1-2 tetes air fuchsin selama 1 menit
j.
Dicuci
air mengalir
k.
Dikeringkan
dan diamati pada mikroskop dengan perbesaran objektif 40x dan 100x ( tambahkan
oil emersi).
3.
Uji
Biokimia
a.
Uji
katalase
1)
Dioleskan
koloni pada objek glass yang telah difiksasi.
2)
Diteteskan
larutan H2O2 atau Hidrogen peroksida.
3)
Diamati
ada atau tidaknya gelembung pada koloni.
b.
Uji
oksidase
1)
Digoreskan koloni pada kertas saring.
2)
Diteteskan
larutan oksidasi pada koloni.
3)
Diamati
perubahan warna pada koloni.
c.
Uji
MRVP
1) Diambil koloni terpisah menggunakan
ose
2) Dimasukkan kedalam media MRVP
3) Setelah itu dihomogenkan dengan cara
dikocok
4) Kemudian dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam, pada suhu 37oC
d.
Uji
Urea
1)
Diambil
koloni terpisah dengan menggunakan ose
2)
Dimasukkan
kedalam media Urea dengan cara digores
3)
Kemudian
dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam, pada suhu 37oC
e.
Uji
Citrat
1)
Diambil
koloni terpisah menggunakan ose
2)
Dimasukkan
kedalam media Citrat dengan cara digores pada lereng media.
3)
Dimasukkan
kedalam incubator selama 24 jam, pada suhu 37oC
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN
1.
Pengamatan Koloni pada media NA
SAMPEL
|
BENTUK
|
WARNA
|
Fases
bebek
|
Bulat
kecil-kecil
|
Putih
|
2.
Gambar Pengamatan Pewarnaan Gram
Keterangan :
Hasil pewarnaan gram
yaitu basil gram positif
B.
TABEL
PENGAMATAN
1.
Pewarnaan gram
SAMPEL
|
HASIL
|
Faesses bebek
|
Basil gram positif
|
2.
Uji biokimia
IMVIC
MEDIA
|
HASIL / WARNA
|
KETERANGAN
|
||||
MIO
|
Motility
|
+
|
Ungu keruh
|
Mengalami pergerakan
|
||
Indol
|
-
|
Ungu
|
Tidak terdapat cincin merah
|
|||
Ornity
|
-
|
Ungu
|
Tidak berubah warna menjadi
merah
|
|||
UREA
|
+
|
Merah
muda
|
Mengandung urea
|
|||
MRVP
|
MR
|
+
|
Merah
|
Terjadi perubahan warna
|
||
VP
|
-
|
Kuning
|
Tidak terjadi perubahan warna
|
|||
CITRATE
|
+
|
Biru
|
Terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru
|
|||
C.
PEMBAHASAN
Pada praktikum
bakteriologi II kali ini sampel yang diidentifikasi adalah Sampel faeses
binatang ternak bebek dan bebek dimana kami menggunakan fses bebek untuk
mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri Enterobacter
Sp. Prosedur kerja yang pertama kali di lakukan yaitu menyiapkan alat yang
akan akan di gunakan kemudian di sterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu
121oC selama 15 menit.
Kemudian setelah
disterilisasi, dilakukan preparasi sampel feses bebek. Sebelumnya pengambilan
sampel dilakukan dengan teliti, fases yang di ambil adalah feses yang tidak
teralalu keras atau kering dan harus tidak boleh dibiarkan lama, jika pun
sampel telah diambil beberapa waktu sebelum proses isolasi, sebaiknya sampel diawetkan
atau dimasukkan kedalam freezer..
Sampel tersebut kemudian
diisolasi pada media BHIB dengan menggunakan swab steril untuk melihat
kekeruhan yang dihasilkan oleh koloni. Isoslasi ini dilakukan dengan
menggunakan incubator selama 1X24 jam dalam suhu 37oC. Kemudian
diamati kekeruhan tersebut.
Koloni yang dihasilkan
pada media BHIB kemudian di pindahkan/ditanam pada media Mac Conkey sebagai
media selektif dengan menggunakan metode sebar dan metode penggoresan kuadran.
Setelah ditanami, media Mac Conkey kemudian di inkubasi dan proses ini juga
berlangsung selama 1X24 jam dalam suhu 37oC. Lalu diamati koloni yang terbentuk. Media Mac Conkey
merupakan media selektif diferensial yang mengandung nutrisi dan juga ditambah
zat tertentu sehingga mampu merangsang pertumbuhan bakteri.
Selanjutnya dilakukan
pewarnaan gram pada koloni tersebut. Koloni yang diambil adalah koloni yang
terpisah dari koloni lain, hal ini dikarenakan koloni jenis ini adalah koloni
murni sehingga ketika didapatkan hasil tidak akan didapatkan bakteri yang
bercampur. Pewarnaan gram ditemukan oleh Christian Gram. Perbedaan reaksi dalam
permeabilitas warna dan penambahan larutan pemucat dipengaruhi dinding sel
bakteri. Gram positif memilikipeptidoglikan yang tebal dan asam teikhoat yang
mengikat kuat zat warna Kristal gentilen violet.
Kemudian dilakukan uji
katalase dan uji oksidase dengan menggunakan reagen hydrogen peroksida dan
larutan oksidase, dan didapatkan hasil positif untuk masing-masing uji. Hal ini
dibuktikan, ketika uji katalase dengan meneteskan larutan hydrogen peroksida
pada kertas saring yang telah disuspensi koloni bakteri, dan meghasilkan warna
hitam yang berarti positif. Lalu untuk uji oksidasi menggunakan reagen oksidase
pada preparat yang telah disuspensi dengan bakteri kemudian berbusa yang
menunjukkan pengubahan menjadi gas sehingga hasilnya positif.
Uji oksidase digunakan
untuk menguji metabolisme bakteri oksidatif. Proses oksidasi terjadi didalam
tabung oleh mikroorganisme aerob. Oksidae akan merubah glukosa menjadi asam
piruvat. Sedangkan uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase
pada bakteri yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang
dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.
Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobic karena H2O2
yang dibentuk dengan bantuan berbagai enzim pernafasan bersifat racun bagi
mikroba.
Selanjutnya dilakukan uji
biokimia. Karena bakteri yang didapatkan bergram positif, maka tidak dilakukan
uji biokimia lengkap melainkan hanya menggunakan media IMVIC. Uji biokimia
didasarkan pada hasil metabolisme daya kerja enzim bakteri. Penentuan suatu
spesies memerlukankumpulan berbagai sifat biokimia dari mikroorganisme.
Karakteristik dan klasifikasi sebagian bakteri berdasarkan pada reaksi
enzimatik ataupun biokimia, mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media,
memproduksi metabolit tertentu yang ideteksi denganinteraksi mikroba dengan
reagen tes yang menghasilkan warna. Sel akan memberikan respon sesuai dengan
kemampuannya.
Pada media MIO, terdapat
tiga identifikasi, yaitu motility, indol dan ornity. Motility menunjukkan hasil
positif karena terjadi kekeruhan pada media, motility ini bertujuan untuk
mengetahui pergerakan bakteri. Indol menunjukkan hasil negatif kerena setelah
ditetesi dengan beberapa tetes larutan kovacs tidak terbentuk cicncin merah
pada media. Uji indol ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri mampu
menghasilkan gugus indol triptofan menggunakan reagen kovack. Ornity juga
menunjukkan hasil negatif karena media tidak mengalami perubahan warna yang
dimana jika hasilnya positif maka akan berubah menjadi merah.
Pada media Citrate
diketahui media mengalami perubahan warna dari hijau menjadi biru yang berarti
positif. Hal ini dibuktkan dengan terjadinya perubahan warna pada media yaitu
dari berwarna hijau berubah menjadi biru. Pengamatan terhadap perubahan warna
juga dilakukan pada media Urea, yaitu media tersebut mengalami perubahan warna
dari kuning menjadi merah muda yang berarti positif. Uji citrate berfungsi
untuk melihat kemampuan bakteri menggunakan sitrat sebgai satu-satunya sumber karbon
dan energy dengan indicator BTB medium.
Selanjutnya, untuk media
MRVP, pertama-tama dilakukan pemisahan
antara MR dan VP. Untuk uji MR, media ditambahkan larutan methyl red sebanyak 3
tetes kemudian ditunggu selama beberapa menit. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan, media tersebut berubah warna dari kuning menjadi merah sehingga
dikatakan bahwa hasilnya positif. Uji MR bertujuanuntuk menentukan adanya
fermentasi asam campuran dengan penambahanlarutan methyl red. Uji ini berguna
dalam penentuan kelompok bakteri yang menempati saluran pencernaan, seperti
coliform dan enterobactereriaceae. Berikutnya dilakukan uji untuk VP untuk
menentukan adanya fermentasi dengan hasil akhir 2,3 butanadiol yaitu dengan
menambahkan larutan α-naftol bebarapa tetes dan larutan KOH pada media kemudian
ditunggu selama beberapa menit, akan tetapi sampel meunjukkan hasil negatif
karena media tidak mengalami perubahan warna.
Prosedur terakhir yang
dilakukan yaitu mengidentifikasi nama dan genus bakteri dengan mencocokkan
hasil yang didapat pada table identifikasi dan didapatkan hasil bahwa bakteri
pada sampel feses bebek tersebut terdapat bakteri Enterobacter Sp, dimana hasil ini sesuai dengan tujuan praktikum.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari paraktikum yang telah dilakukan yaitu
mengidentifikasi bakteri Salmonella thypi
dengan menggunakan media transport, media isolasi dan selektif, melakukan
pewarnaan gram serta melakukan beberapa uji maka didapatkan hasil yang telah
disesuaikan dengan table identifikasi yaitu bakteri Salmonella thypi
B. SARAN
1.
Sebaiknya
praktikan lebih memperhatikan masalah septik dan APDnya karena sangat
berpengaruh pada hasil praktikum.
2.
Sebelum melakukan
praktikum, praktikan sebaiknya lebih memperhatikan prosedur praktikum atau
percobaan agar tidak terjadi kekeliruan.
3.
Sebaiknya
praktikan lebih aktif dan bersemangat lagi dalam melakukan praktikum.
4.
Praktikan dan
penjaga laboratoium kedepannya harus lebih memperhatikan lagi tentang
kelengkapan alat dan bahan karena sangat mempengaruhi keefektifan dan
keefesiensian praktikum.
5.
Praktikan harus
lebih menjaga lagi alat dan bahan agar tidak terjadi kerusakan dan pemborosan.
6.
Lampiran
(a) (c)
(d) (e)
(f)
KETERANGAN
GAMBAR :
(a) :
Hasil pengamatan pewarnaan gram
(b) :
reagen untuk pewarnaan gram
(c) :
hasil uji oksidase
(e) :
hasil uji katalase
(f) :
hasil uji IMVIC
DAFTAR PUSTAKA
3. Arif Mansyur. 2007. Semiloka Mutu Pemantapan Mutu tes Rapid Salmonella, Makassar.
4. Entjang Indan, dr. 2001. Mikrobiologi & Parasitologi,
Citra Aditya Bakti : Bandung.
LEMBAR
PENGESAHAN
Judul Percobaan :
Identifikasi bakteri Enterobacter Sp. pada
sampel fesses bebek
Nama Praktikan : Nursawati
NIM
: 14-3145-453-126
Hari/Tanggal Percobaan : 1 Desember 2015
Kelompok : VI (Enam)
Rekan Kerja : 1.
Muh. Alamsyah Yunus
2. Nurhatimah
3. Nurul Fauziah
Mukhtar
4. Riska Adelia
5. Zakia Jufri
6. Resky Aulia
7. Nurlela Solissa
Penilaian :
Makassar,
Desember 2015
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing Praktikan
( Zakia Bakri,
S.Si. M.Kes.) (Nursawati)
Harrah's Casino Reno-Sparks Hotel - Mapyro
BalasHapusHarrah's Casino Reno-Sparks Hotel - Mapyro - Harrah's Las Vegas and Paradise Casino, Nevada, United States. Find 밀양 출장안마 your 안산 출장마사지 way around the 사천 출장마사지 casino, find where 안산 출장안마 everything 안양 출장안마 is