LAPORAN
PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI
“PEWARNAAN BASIL TAHAN ASAM”
DI SUSUN OLEH :
NAMA : NURSAWATI
NIM :
14 3145 453 126
KELOMPOK : I (SATU)
KELAS :
14 ANAKES
C
PRODI D III ANALISIS
KESEHATAN
STIKes MEGA REZKY
MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2014/2015
LEMBAR
PENGESAHAN
Judul
Percobaan : Pewarnaan Gram
Nama :
Nursawati
Hari/Tanggal
Percobaan : 1 Juni 2015
Kelompok : 1 (SATU)
Rekan Kerja : 1. Abdul Fakih Sugiman
2. Mariani
3.
Wahda Nurismi
4.
Nurlela Solisa
5.
Nurkhatimah
6.
Nur Asia
7. Fita Anggriani

Makassar, 8 Juni 2015
Disetujui
Oleh
Dosen
Pembimbing Praktikan
(Nirmawati
Angria, S.Si.,M.Kes.) (Nursawati)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
DASAR TEORI
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai
morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri.
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel
bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel
bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya
yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan
(Jimmo, 2008).
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil,
spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana.
Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri
hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Kebanyakan bakteri
mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat
basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
positif).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri
yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan
penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat
warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya
terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti
ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi
suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum
ini untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara
pengecatan sederhana, pengecatan negatif maupun pengecatan gram serta
mengetahui morfologi mikroorganisme.
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang
memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan
memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak
mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang
termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis,
Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae.
Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang
dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga
digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium
tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam
memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok
bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna
pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam).
Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan
asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol
fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan
lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan
pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin.
Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali.
Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada
bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen
blue.
Sebagai tenaga analis kesehatan dibutuhkan
keterampilan dalam membuat spesimen yang berguna dalam pemeriksaan spesimen di
laboratorium. Bakteri umumnya memiliki warna yang transparan maka dari itu
diperlukan pewarnaan bakteri agar bentuk dan struktur bakteri dapat terlihat
lebih jelas jika diamati dengan mikroskop cahaya.
B.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
Untuk mengetahui
bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam sampel sputum
2.
Untuk membedakan
antara bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa
adalah dahak atau sputum. Dahak yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika
jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak, maka itu tidak akan kelihatan
dimikroskop. Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan
sebanyak 3-5cc.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan
zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran
phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan
sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian
dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol
dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam
(spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah
dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.
Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang,
yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan
terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu
dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam
jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4
x 3 µm.
Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram
positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna
tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium.
Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 %
etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat
akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam
ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin.
BAB III
METODE KERJA
A.
ALAT DAN BAHAN
1.
ALAT
a.
Objek Glass
b.
Ose
c.
Lampu Spirtus
d.
Mikroskop
e.
Gegep
f.
Pipet Tetes
g.
Korek api
h.
Lidi
2.
BAHAN
a.
Karbol fuksin
b.
Asam alcohol
c.
Methilen Blue
d.
Aquadest
e.
Oil Imersi
B.
PRINSIP
Pewarnaan ini untuk memilah kelompok mycrobacterium
dan bakteri lainnya. Pewarnaan ini disebut pewarnaan tahan asam karena dapat
mempertahanakan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan asam alcohol. Bakteri
tahan asam berwarna merah, Sedangkan bakteri tidak tahan asam larutan pemucat
akan melarutkan karbol fuksin dengan cepat sehingga sel bakteri tidak berwarna,
sehingga setelah penambahan zat warna kedua bakteri tidak tahan asam berwarna biru.
Bakteri mycrobakterium memiliki dinding sel yang
mengandung lipida. Kandungan lipid ini sangat tinggi menyebabkan sel bakteri
sulit untuk diwarnai, Karena zat warna tidak dapat menembus lapisan lipid. Jadi
ketika diwarnai dengan karbol fuksin warna ini tidak mudah dilunturkan oleh
pemucat, oleh karena itu digunakan pemanasan sehingga zat warna dapat merasuk
kedalam sel bakteri yang diliputi oleh lipida.
C.
PROSEDUR KERJA
1.
Menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan
2.
Membuat preparat
dengan mengambil sampel dengan lidi lalu di usapkan pada object glass
3.
Menambahkan
karbol fuksin pada preparat
4.
Memanaskan
preparat selama 5 menit sampai terlihat uap ( Jangan sampai mendidih )
5.
Mencuci dengan
air mengalir
6.
Menamhakan asam
alcohol lalu di diamkan selama 20 detik
7.
Mencuci dengan
air mengalir
8.
Menambahkan
methilen blue dan di diamkan selama 1 menit
9.
Mencuci dengan air mengalir
10. Keringkan , Lalu amati pada mikroskop dengan
pembesaran lensa objektif 100 x dengan menambahkann oil imersi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.
GAMBAR PRAKTIKUM

B.
TABEL PENGAMATAN
PENGAMATAN
|
HASIL
PENGAMATAN
|
Zat
warna
|
1.
Karbol Fuksin
2.
Asam Alkohol
3.
Metilen blue
|
Bentuk Sel
|
Basil (batang)
|
Warna Sel
|
1. BTA = Merah
2. BTTA = Biru
|
Keterangan
|
+2 (positif dua)
|
C.
PEMBAHASAN
Adakalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap
suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna
terhapus. Akan tetapi ada juga preparat yang tahan asam encer, misalnya
bakteri-bakteri TBC dan basil-basil berspora. Maka dapat dikatakan bahwa itu
adalah bakteri tahan asam. Ini merupakan cirri khas bagi suatu spesies.
Untuk menetukan sifat bakteri yang termasuk bakteri
tahan asam dan bakteri tidak tahan asam harus diwarnai dengan pewarnaan khusus.
Pada umumnya, bakteri tahan asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar
selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk
ke dalam sel bakteri.
Untuk mewarnainya maka lapisan lilin pada sel itu
harus dihilangkan, yaitu dengan cara pemanasan yang dimaksudkan supaya lilinnya
meleleh, sehingga sel tersebut bias dengan mudah menerima zat warna. Selain
sukar menerima zat warna, bakteri than asam juga sukar menyerap bahan
penghilang zat warna (pencuci), sehingga walaupun dicuci dengan larutan asam
encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat zat warna yang telah masuk.
Sedangkan hasil bakteri yang telah didapat menyerap biru saja, ini berarti
bakteri merupakan bakteri tidak tahan asam.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan
zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran
phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Bakteri
tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai
karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang
terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai
60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium
tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis,
dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang
dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga
digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium
tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam
memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok
bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna
pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam).
Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan
asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol
fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini menggunakan
prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol
fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue. Bakteri genus mycobacterium dan
beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipoid
(lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut
bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam
dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan
tahan asam menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin),
Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C
(cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah
dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang di dilakukan di bawah
mikroskop, dengan pembesaran 100x maka dapat disimpulkan bahwa pada sampel
ditemukan bakteri tahan asam ( BTA ) / Mycrobacterium tuberculosis dengan
status positif dua (+2).
B.
SARAN
Mengingat sampel yang digunakan adalah sputum yang telah di ketahui
positif tuberculosis dimana mycobacterium ini sangat berbahaya danmudah untuk
menular, maka diharapkan praktika memperhatikan APD yang dikenakan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar