Kamis, 31 Desember 2015

Mycobacterium Tuberculocis



LAPORAN PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI

PEWARNAAN BASIL TAHAN ASAM”
DI SUSUN OLEH  :
NAMA                    : NURSAWATI
NIM                      : 14 3145 453 126
KELOMPOK               : I (SATU)
KELAS                    : 14 ANAKES C


PRODI D III ANALISIS KESEHATAN
STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Percobaan                      : Pewarnaan Gram
Nama                                       : Nursawati
Hari/Tanggal Percobaan          : 1 Juni 2015
Kelompok                               : 1 (SATU)
Rekan Kerja                            : 1. Abdul Fakih Sugiman
                                                  2. Mariani
                                                 3. Wahda Nurismi
                                                   4. Nurlela Solisa
                                                   5. Nurkhatimah
                                                   6. Nur Asia
                                                  7. Fita Anggriani
Penilaian                                 : 

Makassar, 8 Juni 2015
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing                                                                 Praktikan


(Nirmawati Angria, S.Si.,M.Kes.)                                          (Nursawati)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    DASAR TEORI
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pengecatan sederhana, pengecatan negatif maupun pengecatan gram serta mengetahui morfologi mikroorganisme.
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae.
Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.
Sebagai tenaga analis kesehatan dibutuhkan keterampilan dalam membuat spesimen yang berguna dalam pemeriksaan spesimen di laboratorium. Bakteri umumnya memiliki warna yang transparan maka dari itu diperlukan pewarnaan bakteri agar bentuk dan struktur bakteri dapat terlihat lebih jelas jika diamati dengan mikroskop cahaya.
B.     TUJUAN PERCOBAAN
1.      Untuk mengetahui bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam sampel sputum
2.      Untuk membedakan antara bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak, maka itu tidak akan kelihatan dimikroskop. Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan sebanyak 3-5cc.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.
Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm.
Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin.
BAB III
METODE KERJA
A.    ALAT DAN BAHAN
1.      ALAT
a.       Objek Glass
b.      Ose
c.       Lampu Spirtus
d.      Mikroskop
e.       Gegep
f.       Pipet Tetes
g.      Korek api
h.      Lidi
2.      BAHAN
a.       Karbol fuksin
b.      Asam alcohol
c.       Methilen Blue
d.      Aquadest
e.       Oil Imersi
B.     PRINSIP
Pewarnaan ini untuk memilah kelompok mycrobacterium dan bakteri lainnya. Pewarnaan ini disebut pewarnaan tahan asam karena dapat mempertahanakan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan asam alcohol. Bakteri tahan asam berwarna merah, Sedangkan bakteri tidak tahan asam larutan pemucat akan melarutkan karbol fuksin dengan cepat sehingga sel bakteri tidak berwarna, sehingga setelah penambahan zat warna kedua bakteri tidak tahan asam berwarna biru.
Bakteri mycrobakterium memiliki dinding sel yang mengandung lipida. Kandungan lipid ini sangat tinggi menyebabkan sel bakteri sulit untuk diwarnai, Karena zat warna tidak dapat menembus lapisan lipid. Jadi ketika diwarnai dengan karbol fuksin warna ini tidak mudah dilunturkan oleh pemucat, oleh karena itu digunakan pemanasan sehingga zat warna dapat merasuk kedalam sel bakteri yang diliputi oleh lipida.
C.     PROSEDUR KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Membuat preparat dengan mengambil sampel dengan lidi lalu di usapkan pada object glass
3.      Menambahkan karbol fuksin pada preparat
4.      Memanaskan preparat selama 5 menit sampai terlihat uap ( Jangan sampai mendidih )
5.      Mencuci dengan air mengalir
6.      Menamhakan asam alcohol lalu di diamkan selama 20 detik
7.      Mencuci dengan air mengalir
8.      Menambahkan methilen blue dan di diamkan selama 1 menit
9.      Mencuci  dengan air mengalir
10.  Keringkan , Lalu amati pada mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 100 x dengan menambahkann oil imersi



BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.    GAMBAR PRAKTIKUM
                                         Description: C:\Users\asus\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\20150430_103151.jpg
B.     TABEL PENGAMATAN
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
Zat warna
1.      Karbol Fuksin
2.      Asam Alkohol
3.      Metilen blue
Bentuk Sel
Basil (batang)
Warna Sel
1.      BTA    = Merah
2.      BTTA  = Biru
Keterangan
+2 (positif dua)
C.     PEMBAHASAN
Adakalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Akan tetapi ada juga preparat yang tahan asam encer, misalnya bakteri-bakteri TBC dan basil-basil berspora. Maka dapat dikatakan bahwa itu adalah bakteri tahan asam. Ini merupakan cirri khas bagi suatu spesies.
Untuk menetukan sifat bakteri yang termasuk bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam harus diwarnai dengan pewarnaan khusus. Pada umumnya, bakteri tahan asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk ke dalam sel bakteri.
Untuk mewarnainya maka lapisan lilin pada sel itu harus dihilangkan, yaitu dengan cara pemanasan yang dimaksudkan supaya lilinnya meleleh, sehingga sel tersebut bias dengan mudah menerima zat warna. Selain sukar menerima zat warna, bakteri than asam juga sukar menyerap bahan penghilang zat warna (pencuci), sehingga walaupun dicuci dengan larutan asam encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat zat warna yang telah masuk. Sedangkan hasil bakteri yang telah didapat menyerap biru saja, ini berarti bakteri merupakan bakteri tidak tahan asam.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue. Bakteri genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipoid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C (cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.



BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang di dilakukan di bawah mikroskop, dengan pembesaran 100x maka dapat disimpulkan bahwa pada sampel ditemukan bakteri tahan asam ( BTA ) / Mycrobacterium tuberculosis dengan status positif dua (+2).
B.     SARAN
Mengingat sampel yang digunakan adalah sputum yang telah di ketahui positif tuberculosis dimana mycobacterium ini sangat berbahaya danmudah untuk menular, maka diharapkan praktika memperhatikan APD yang dikenakan.



DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar